Laman

Senin, 11 Maret 2013

awal dan akhir pertemuan dengannya

baru mulai ngeblog lagie ne sob, soalnya baru siap ngotak ngatik template blog supaya menarik, tapi gak tau hasilnya wda bagus apa bloem. ne ada kisah sedikit tentang pertemuan dan akhir Aku dengan Boy.

Bermula dari Fb  disitulah perkenalan ku dengannya dimulai. Add sana konfir sini begitulah akhirnya aku bertemu dengan Yay ( bukan nama asli) orang yang mengenalkan ku dengannya si Boy ( teman Yay). Yay mulai minta Nope aku dan kemudian saling telpon dan sms dan Yay ngajak aku ketemuan, tapi aku bilang aku lagi sibuk, soalnya kerjaan aku tak memungkin kan untuk keluar jumpai kamu Yay, terus Yay kasih solusi agar dia yang menjumpai saya di kerjaan, ya aku setujui aja, itung" aku tak harus mondar - mandir kesana kemari dan kepanasan mencari alamatnya. sesuai janji dia datang menemui aku dikerjaan aku dan dia juga beralasan mau buat tugas gitu diwarnet, yawda pas banget tuh aku kan kerja diwarnet jadi bisa ketemuan sekalian warnetan, heheheheh.

Akhirnya Yay dan aku saling kenal, cuman ada satu keganjalan di hati ku, sebenarnya Yay ini memiliki agama apa, karena dari dia sms maupun telpon sama aku gak pernah ngucap salam, dan pas dia dateng ke kerjaan aku pun tak aku dengar kata salam itu keluar dari mulutnya, akhirnya dengan memberanikan diri akhirnya aku tanya kepada Yay sebenarnya dia beragama apa, dia bilang islam, namun setelah ku liat - liat foto di fbnya ternyata dia seorang nasrani.

mulai dari situ aku agak canggung untuk melanjutkan pertemanan ini karena belum apa - apa saja Yay sudah berani berbohong apalagi soal agama, kalaupun ia jujur tak jadi masalahnya buat ku soal agama untuk pertemanan karena aku berteman tidak memandang agama. Aku agak menjauh dan sedikit - sedikit mulai menghilang darinya, dengan tak sering membalas smsnya dan telponnya. Mungkin dia curiga dengan aku menghindar secara perlahan- lahan kemudian Yay menelpon aku dan bertanya kenapa aku sekarang berubah dan aku bilang tidak ada apa - apa.


keesoknya Yay kembali menelpon aku dan dia bercerita kalau ada temannya yang ingin berkenalan dengan ku dan mau minta nope ku, aku bilang ywda kasih aja itung" tambah temen kan asik. Tak lama berselang hp aku berdering menandakan ada sms masuk, dan aku baca sms masuk yang berbunyi,

Nobar: Asalamlikum
Aku: walaikum salam,
Nobar: Ne Sri ya?
Aku: Iya
Nobar: boleh kenalan
Aku: boleh
Nobar: Anak mana ya?
Aku: Nak Tebing, kamu?
Nobar: Nak medan
Aku: Medan Dimanya?
Nobar: di Helvetia 
Aku: Oo, dapet num aku dari mana?
Nobar: Dari Yay,
Aku: oooooooooooo

Kemudian sms senyap tak berbunyi lagi, dan aku pun melanjutkan aktipitasku tanpa terganggu lagie sms dari Nobar, kenapa aku bilang Nobar ( Nomor Baru ), karena dari sekian banyak sms yang masuk dan keluar aku tak ada sedikitpun menanyakan namanya. Sekitar pukul lima dimana waktunya aku pulang kerja masuk lagi sms, dan ternyata dari Nobar, 
Nobar: Da pulang kerja ya?
AKu: Ya, ne baru mau pulang, kenapa???
Nobar: Gpp, kalau pulang naik apa?
Aku: Bawa Kendraan, Oh ya Btw nama kamu sapa ?????
Nobar: Kiraen da tau nama aku, soalnya kita da panjang sms kamu kok baru tanya, nama aku Boy.
Aku: Maaf ya kelupaan.
Nobar: ya gpp

Seiringnya kami sering sms maupun telpon Boy mungkin memiliki rasa sayang untuk memiliki aku sebagai kekasihnya, namun aku belum bisa menerimanya karena aku baru beberapa bulan putus dengan mantanku, karena dia meminta dengan tulus dan rasanya aku juga iba melihatnya, akhirnya kami jadian. Namun usia pacaran kami masih terbilang sangat singkat dan hanya beberapa minggu saja, aku juga merasa bersalah karena aku memutuskannya dekat dengan hari ultahnya. Aku terpaksa seperti itu karena aku gak sanggup menjalani hubungan dengan seseorang yang bersifat manja, dan sepertinya masih kekanak - kanakan.Dan lagian orang tua ku tak setuju karena dia memiliki Suku yang tak disukai orang tua ku, itu yang  Akhirnya membuat hubunganku putus dengan Boy, dan dia marah serta tak mau sedikit mu untuk menghubungi aku. Namun aku bilang dengannya supaya kita jadi abang adik. Boy bilang dia tak mau dia kecewa denganku.

Entah gimana ceritanya akhirnya kami saling berkomunikasi kembali dan Boy serta aku memutuskan untuk menjalin hubungan Teman Tapi Mesra namun backstreet, Boy pun semakin bingung dengan hubungan ini dan namun terjalin kembali hubungan itu, kenapa backstreet ya karena orang tua ku tadi. Itulah yang jadi kendala, akhirnya setiap dia ingin berjumpa denganku aku yang selalu menjumpai dia walaupun hanya beberapa menit. Namun aku takut dengan hubungan seperti ini apalagi aku sebagai seorang wanita yang selalu mengapeli Boy jika dia meminta, yang aku takutkan karena gimana pandangan orang nanti jika melihat aku yang menjumpai seorang cowok terlalu sering lagi, dan aku mengecewakan Boy untuk kedua kalinya.

Kali ini dia benar" kecewa denganku, dan dia sungguh sangat marah besar, akhirnya aku diam dan merenungkan sebenarnya kesalahanku, aku sudah terlalu sering menyakiti hatinya tanpa memikirkan perasaannya sedikit pun. Hingga akhirnya kami putus hubungan dan komunikasi.

Aku hanya bisa menghubunginya melalui pesan di Fb karena dia sudah tidak mau membalas ataupun mengangkat telpon ku lagi. Namun melalui Fb pun dia ternyata tak mau membalas message ku juga. Aku pun tak bisa berbuat apa - apa karena itu memang kesalahanku.

Entah ada angin apa dia menghubungi ku, Boy bilang dia kangen dengan ku, dan aku juga sama, aku juga kangen dengannya, karena menurut aku dia orang yang sangat sabar menghadapi aku yang uring"an dan lagian sekarang kami tak bisa lancar berkomunikasi karena handpone aku rusak, tak bisa menerima panggilan hanya smsan saja.

Singkat cerita kami sudah baikan, memang aku yang memutuskan untuk hanya sebagai teman, dia menuruti kemauan ku entah karena dia memahami masalahku atau pa aku gak tau. Boy mulai memberanikan diri untuk datang kerumah ku, dan kali ini orang tua ku menyetujui jika seandainya kami pacaran, menurut aku itu suatu kebahagiaan yang harus ku katakan pada Boy, namun aku tunda dulu karena aku belum punya waktu yang tepat untuk mengungkapkannya, iya kalau dia masih mau menjalin hubungan dengan ku kalau tidak kan aku yang malu.

Dia memang benar orang yang baik, dia selalu menasehati ku memberi saran yang baik untuk ku, tapi kali ini sarannya aku tolak karena dia bilang jika tak ada tak usah dipaksakan, itu menurut aku saran yang baik untuk keuangan ku saat itu dimana aku mendapatkan undangan dari seorang kakak senior Smk aku tapi saat itu aku lagi bokek, namun ternyata aku memiliki rejeki lebih walaupun hanya bisa untuk membeli kado yang sederhana, dan aku pun jadi menghadiri pernikahan tersebut dengannya dan dia mau menuruti keinginan ku. Aku berharap setelah selesai undangan aku bisa mengatakan kebahagian tadi dengannya, namun terkendala karena dia sibuk dengan sms dan telpon masuk di hpnya, aku memutuskan untuk menundanya kembali. Lama kami mengobrol dia berpamitan pulang dengan orang tua ku, dan dia juga berpamitan dengan ku, Ku ucapkan hati - hati dijalan ya bg, setelah sekitar 15 menit kemudia aku sms si Boy apakah dia sudah sampai di kosannya atau belum, 3 kali ku sms tak ada balasan, dan aku pun bermaksud menelpon dia ternyata nomornya sedang sibuk, karena sudah malam aku tak ada sms dia lagi dan aku pun tertidur.

keesokan harinya aku sms kembali dan aku tanyakan kenapa dia tak  membalas sms ku tadi malam, Boy bilang handponenya dipakai temannya karena sayang masih ada gratisan telponannya, aku percaya aja dan aku tak ada kepikiran apa pun tentangnya. Keesoknya dimana tanggal 7 tepatnya hari pemilihan gubernur aku minta cuti 1 hari sama bos untuk jadi saksi di pemilihan gubernur tersebut di tempat ku. Ternyata boy punya maksud untuk mengajak ku jalan", tapi aku bilang tak bisa karena aku ada job ya lumayan lah untuk tambahan beli handpone baru aku bilang. Rupanya dia marah tau gimana gitulah, aku sms sehari itu tak ada balasan darinya sama sekali setelah sore baru dia bls sms aku dan dia ucap,
Boy: Enak ya dek jalan" sama cowoknya,
Aku: Enak apanya bg, adk kan jadi saksi di TPS, lagian co mana?
Boy: Yawdalah dek, adk emang gak da seriusnya sama abg,
Aku: Yakan adk ada waktunya cuman malam bg,
Boy: ywdalah dek, tapi adk jangan marah ya, abg wda ada cewek lain,
Aku: Oh yawdalah bg, pantesan abg nomornya sibuk mulu,
Boy: iya dek Karena wda ada yang perhatiin abg, sering telponin abg, tapi abg tetep sayang adk sebagai temen
Aku: eeeeemmmm wdalah bg lupaian aja adk,
Boy: jadi adk gak mau lagi berteman sama abg,
Aku: Percuma bg.

Mulai saat itu aku tak pernah menghubunginya lagi dan aku pun menghapus nomor telepon dan pertemanan fb ku. Aku mungkin terlalu jahat, waktu itu aku pernah menyakitinya, tapi dia tak pernah sedikitpun melupakan aku baik menghapus nomor telepon ku atau fb ku, tapi aku malah melakukan itu kepadanya.

Gak tau kenapa rasanya sakit banget ketika mendengar dia sudah memiliki perempuan lain yang bisa memperhatikannya, apa mungkin ini yang dinamakan cemburu????????? apa ini yang dinamakan cinta, tapi aku dengannya tak memiliki status spesial. Terakhir kali dia menghubungi aku dia juga masih seperti Boy yang dulu, yang masih tetap memanggil ku dengan sebutan adk walaupun kami hanya berteman, bukannya ku lupa dengan swaranya namun aku harus bisa melupakannya dengan pura" tak mengenali swara dan nomor handponenya.

Aku melupakannya semata - semata supaya dia bisa bahagia tanpa harus memikirkan aku yang takutnya nanti malah membuat hubungan mereka berakhir karena dia membagi pikirannya.
:(


Tidak ada komentar:

Posting Komentar